Matahari adalah sumber cahaya bagi alam semesta ini. Cahayanya sangat dibutuhkan sekali untuk berlangsungnya kehidupan di dunia ini. Jika tidak ada cahaya matahairi di dunia ini, bagaimana mungkin kita dapat menyelesaikan masalah-masalah kehidupan kita dalam keadaan gelap gulita. Dan urusan dunia dan agama pun tidak akan berjalan. Allah menciptakan matahari karena memiliki beberapa manfaat dan tidak ada seorangpun yang mengetahui secara sempurna kecuali hanyalah Allah.
Mari kita renungkan hikmah dari tenggelamnya matahari dari pandangan kita. Jika matahari tidak pernah tenggelam, atau tidak ada malam, kita dan makhluk hidup lainnya tidak akan merasa tenang. Sebab malam adalah waktu kita untuk beristarahat, mengendurkan urat-urat, memulihkan tenaga dan memberikan waktu untuk lambung memproses makanan. Kegiatan kita disiang hari untuk menyelesaikan segala urusan memaksa kita untuk beristirahat dan menunda segala urusan-urusan dimalam hari. Dan kembali melanjutkannya kegiatannya pada siang hari. Lalu perhatikan juga bumi yang dipanggang matahari sepanjang siang, hingga semua yang disentuh sinarnya akan terasa terbakar, baik hewan maupun pepohonan. Itulah sebabnya matahari terbit dan tenggelam dalam durasi yang sudah ditentukan Sang Penciptanya
Selamanya matahari memberi manfaat kepada penduduk dunia. Dengan adanya terang dan gelap manusia banyak memperoleh manfaat dan justru saling membantu memberi kemaslahatan alam. Perputaranya memberi manfaat dan menciptakan berbagai musim, hingga perkembangan tumbuhan dan hewan-hewan berjalan dengan baik pula. Jika matahari turun ketengah langit (posisinya ditengah Bimasakti), maka udara menjadi dingin dan musim dingin pun tiba. Jika matahari rata dilangit, maka udarapun memanas. Maka terjadilah keseimbangan jaman diatas dua musim yang kontradiksi itu. Dengan perbedaan musim itu juga, maka kehidupan tumbuhan dan hewan berjalan. Mereka hidup mengikuti putaran empat musim dalam setahun.
Di musim panas, hawa panas dikembalikan kedalam tubuh pohon dan tumbuhan untuk memproses sari-sari makanan menjadi buah-buahan. Musim semi, embrio tunas-tunas yang tersimpan dalam tumbuhan dan pohon selama musim panas, bermunculan, lalu mengembang, dan tumbuh subur berkat izin Allah. Musim ini menyinari pepohonan dan memberikan gairah pada hewan-hewan untuk berkembang biak. Pada musim panas, udara meragi buah-buahan hingga jadi matang, lemak di badan memuai, wajah bumi menjadi kering, karena itu aktifitas siap dilakukan. Di musim gugur, udara jadi jernih, segala penyakit membungbung keatas, malampun memanjang, dan sebagian pekerjaan mulai bisa dilakukan. Di musim ini pertanian sangat bagus dilakukan.
Setiap musim tersebut datang secara berangsur-angsur dan berurutan dengan durasi tertentu dan perpindahannya tidak terjadi sekaligus, tetapi mengalami proses yang teratur dan alami. Matahari tidak terbit sekaligus ditempat yang sama, hingga cahayanya tidak bisa menyebar kecuali ke satu arah dan seluruh arang menjadi hilang. Gunung-gunung menjadi tembok yang menutupi sinar matahari yang secara langsung. Allah menciptakan matahari terbit dari arah timur dan tenggelam di ufuk barat. Itu semua menunjukan adanya Dzat Yang Maha Mengatur Alam. Dia-lah Dzat Yang Maha Bijak, Maha Mengetahui dan Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.
Mari kita renungkan hikmah dari tenggelamnya matahari dari pandangan kita. Jika matahari tidak pernah tenggelam, atau tidak ada malam, kita dan makhluk hidup lainnya tidak akan merasa tenang. Sebab malam adalah waktu kita untuk beristarahat, mengendurkan urat-urat, memulihkan tenaga dan memberikan waktu untuk lambung memproses makanan. Kegiatan kita disiang hari untuk menyelesaikan segala urusan memaksa kita untuk beristirahat dan menunda segala urusan-urusan dimalam hari. Dan kembali melanjutkannya kegiatannya pada siang hari. Lalu perhatikan juga bumi yang dipanggang matahari sepanjang siang, hingga semua yang disentuh sinarnya akan terasa terbakar, baik hewan maupun pepohonan. Itulah sebabnya matahari terbit dan tenggelam dalam durasi yang sudah ditentukan Sang Penciptanya
Selamanya matahari memberi manfaat kepada penduduk dunia. Dengan adanya terang dan gelap manusia banyak memperoleh manfaat dan justru saling membantu memberi kemaslahatan alam. Perputaranya memberi manfaat dan menciptakan berbagai musim, hingga perkembangan tumbuhan dan hewan-hewan berjalan dengan baik pula. Jika matahari turun ketengah langit (posisinya ditengah Bimasakti), maka udara menjadi dingin dan musim dingin pun tiba. Jika matahari rata dilangit, maka udarapun memanas. Maka terjadilah keseimbangan jaman diatas dua musim yang kontradiksi itu. Dengan perbedaan musim itu juga, maka kehidupan tumbuhan dan hewan berjalan. Mereka hidup mengikuti putaran empat musim dalam setahun.
Di musim panas, hawa panas dikembalikan kedalam tubuh pohon dan tumbuhan untuk memproses sari-sari makanan menjadi buah-buahan. Musim semi, embrio tunas-tunas yang tersimpan dalam tumbuhan dan pohon selama musim panas, bermunculan, lalu mengembang, dan tumbuh subur berkat izin Allah. Musim ini menyinari pepohonan dan memberikan gairah pada hewan-hewan untuk berkembang biak. Pada musim panas, udara meragi buah-buahan hingga jadi matang, lemak di badan memuai, wajah bumi menjadi kering, karena itu aktifitas siap dilakukan. Di musim gugur, udara jadi jernih, segala penyakit membungbung keatas, malampun memanjang, dan sebagian pekerjaan mulai bisa dilakukan. Di musim ini pertanian sangat bagus dilakukan.
Setiap musim tersebut datang secara berangsur-angsur dan berurutan dengan durasi tertentu dan perpindahannya tidak terjadi sekaligus, tetapi mengalami proses yang teratur dan alami. Matahari tidak terbit sekaligus ditempat yang sama, hingga cahayanya tidak bisa menyebar kecuali ke satu arah dan seluruh arang menjadi hilang. Gunung-gunung menjadi tembok yang menutupi sinar matahari yang secara langsung. Allah menciptakan matahari terbit dari arah timur dan tenggelam di ufuk barat. Itu semua menunjukan adanya Dzat Yang Maha Mengatur Alam. Dia-lah Dzat Yang Maha Bijak, Maha Mengetahui dan Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar